Timeflies...

Aku seperti padi,
Yang tumbuh bersama,
Disebuah ladang yang gersang.
Aku, padi yang berawal dari benih,
Benih yang unggul,
Benih terbaik,
Yang ditanam di ladang terbaik.
Hari demi hari aku lewati,
Aku lewati dengan tumbuh bersama benih-benih lainnya,
Aku berjuang bersama untuk tumbuh, melawan segala gangguan,
Aku berjuang bersama untuk tumbuh, hingga masanya tiba.
Semakin hari, benih ini terus berubah.
Semakin hari, benih ini terus terisi.
Terisi zat-zat yang bermanfaat,
Zat-zat yang akan berguna untuk manusia.
Daun yang hijau,
Semakin tinggi.
Gabah yang kuning,
Semakin besar.
Kini, aku dan kawanku bukanlah lagi benih.
Benih pilihan yang Pak Tani pilih.
Kini, aku dan kawanku adalah kumpulan gabah,
Gabah yang dinanti oleh Pak Tani untuk di tukarkan dengan rupiah.
Semoga, rupiah yang Pak Tani dapatkan bisa bermanfaat.
Semoga, gabah ini menjadi beras unggul.
Semoga, beras unggul ini bisa menjadi nasi yang pulen.
Semoga, nasi yang pulen ini bisa mengenyangkan.

Sedikit tulisan diatas, semoga bisa menggambarkan sejauh mana perjalanan ini. Semoga perjalanan panjang kami belum selesai sampai disini, semoga kami masih bisa menuliskan cerita-cerita lainnya dan yang terpenting, semoga filosofi padi yang bermanfaat itu bisa terus menjadi bekal kami agar bisa selalu menjadi orang yang bermanfaat.

Sal, Wi, Sel, Tan,

Terimakasih, telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Mengisi hariku, menjadi tempat mengadu, saksi segala kejadian dan segalanya. Terimakasih telah mengajarkan aku berbagai pengetahuan baru, terimakasih untuk selalu menjadi guru, teman, sahabat, kakak yang baik, terimakasih telah bersedia untuk saling melewati segala ujian bersama, terimakasih atas segala kedewasaan dan kekanak-kanakan yang telah kita buat, terimakasih banyak.

Sal, Wi, Sel, Tan,

Semoga pertemanan, persahabatan dan kekeluargaan ini abadi sampai nanti maut yang memisahkan kita.

Dari hanie,

Manusia yang pakai kerudung terakhir diantara kalian.

Manusia yang paling manjadi diantara kalian,

Manusia yang menyayangi kalian.